Perilaku Konsumen .....
Masing - masing konsumen merupakan pribadi yang unik . Konsumen
yang satu dengan yang lainya mempunyai kebutuhan yang berbeda dan
perilaku yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan nya . Namun , dalam
perbedaan - perbedaan yang unik itu ada suatu persamaan , yaitu setiap
konsumen berusaha untuk memaksimalkan kepuasaanya dalam mengonsumsi
suatu barang. Teori perilaku konsumen dapat menjelaskan bagaimana cara
seorang konsumen memilih suatu produk yang diyakinin dapat memberi
kepuasaan maksimum denga dibatasi oleh pendapatan dan harga barang.
Konsep dasar perilaku konsumen menyatakan pada umunya selalu mencapai
itulitas yang maksimal dari pemakai benda yang dikonsumsinya . Utilitas
adalah derajat seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan
kebutuhan seseorang atau dengan kata lain kepuasan yang diterima dari
pengguna atau pengonsumsi barang dan jasa tersebut . Ada 2 macam
pendekatan didalam teori perilaku konsumen yaitu Pendekatan Kardinal dan
Pendekatan Ordinal .
Pendekatan Kardinal
disebut juga dengan pendekatan marginal itulity .Pendekatan
kardinal dalam analisis konsumen didasarkan pada asumsi bahwa tingkat
kepuasan yang diperoleh konsumen dari konsumsi suatu barang dapat diukur
dengan satuan tertentu seperti uang , jumlah atau buah . Semakin besar
jumlah barang yang dikonsumsi , semakin besar pula tingkat kepuasaan
konsumen . Konsumen yang relasional akan berusaha memaksimumkan
kepuasaanya dengan pendapatan yang lebih .Tingkat kepuasan konsumen
terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan
kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan
menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang
atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit
dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumi
Pendekatan Ordinal
Disamping pendekatan kardinal , dalam hal konsumsi kita juga
mengenal pendekatan ordinal . Pendekatan Ordinal digunakan karena
pendekatan kardinal memiliki beberapa kelemahan , antara lain karena
pendekatan kardinal bersifat subjektif dalam penentuan nilai guna total
dan nilai guna marjinal , sebagian besar ekonomi saat ini menolak
pendekatan kardinal yang hanya membahas konsumsi barang-barang sederhana
seperti es krim / kopi . Mereka memperkenalkan pendekatak ordinal yang
lebih memberi penekanan bahwa " barang A lebih saya sukai daripada
barang si B" . Pendekatan ordinal membuat peringkat atau urutan-urutan
kombinasi barang yang dikonsumsi .
Persamaan Kardinal dan Ordinal:
Persamaan kardinal dan ordinal yaitu sama-sama menjelaskan tindakan
konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang yang harganya tertentu dengan
pendapatan konsumen yang tertentu pula agar konsumen mencapai tujuannya
(maximum utility)
Perbedaan kardinal dan Odinal :
Pandangan antara besarnya utility menganggap bahwa besarnya utiliti
dapat dinyatakan dalam angka atau bilangan.. Sedangkan analisis ordinal
besarnya utility dapat dinyatakan.dalam bilangan atau angka. Analisis
kardinal mengunakan alat analisis yang dinamakan marginal
utiliy(pendekatan marginal). Sedangkan analisis ordinal menggunakan
analisis indifferent curve atau kurva kepuasan sama .
Konsep Elastisitas
Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah
variabel dengan perubahan variable lainnya. Definisi lain, elastisitas
mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan
harga.
Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa yang akan
barang/jasa dinaikkan. Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan
harga terhadap permintaan sangatlah penting.
4 konsep elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi mikro :
1. Elastisitas harga permintaan (Ed)
2. Elastisitas harga penawaran (Ws)
3. Elastisitas silang (Ec)
4. Elastisitas pendapatan (Ey)
Berikut ini penjelasannya :
1. Elastisitas harga permintaan (Ed)digunakan untuk mengetahui besarnya perubahan jumlah barang yang diminta
akibat adanya perubahan harga barang itu sendiri.Macam-macam Elastisitas Permintaan :
E > 1 : Elastis
Permintaan elastis terjadi jika perubahan permintaan lebih besar dari
perubahan harga. E > 1, artinya perubahan harga diikuti jumlah
permintaan dalam jumlah yang lebih besar. Contoh: barang mewah.E
<> In Elastis
Permintan in elastis terjadi jika perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan permintaan.
E <> artinya perubahan harga hanya diikuti perubahan jumlah yang
diminta dalam jumlah yang relatif lebih kecil. Contoh: permintaan
terhadap beras.
E = 1 : Unitary
Permintaan elastis uniter terjadi jika perubahan permintaan sebanding
dengan perubahan harga. E = 1, artinya perubahan harga diikuti oleh
perubahan jumlah permintaan yang sama. Contoh: barang-barang elektronik.
E = 0 : In Elastis Sempurna
Permintaan in elastis sempurna terjadi bilamana perubahan harga yang
terjadi tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah permintaan. E = 0, artinya
bahwa perubahan sama sekali tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah
permintaan. Contoh: obat-obatan pada waktu sakit.
E = ~ : Elastis Sempurna
Permintaan elastis sempurna terjadi jika perubahan permintaan tidak
berpengaruh sama sekali terhadap perubahan harga. Kurvanya akan sejajar
dengan sumbu Q atau X. E = ~ , artinya bahwa perubahan harga tidak
diakibatkan oleh naik-turunnya jumlah permintaan. Contoh: bumbu dapur.
Hal-Hal Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
1. Tingkat kemudahan barang yang
bersangkutan untuk di gantikan oleh barang yang lain.2. Besarnya
proporsi pendapatan yang digunakan.
3. Jangka waktu analisa.
4. Jenis barang.
Rumus untuk mernghitung besarnya elastisitas :Ed= ((Q2 – Q1)/ Q1) / ((P2 – P1)/P1)
Ed=(ΔQ/Q) / ( ΔP/P)
2. Elastisitas harga penawaran (Ws)
Elastisitas penawaran adalah tingkat
perubahan penawaran atas barang dan jasa yang diakibatkan karena adanya
perubahan harga barang dan jasa tersebut. Untuk mengukur besar/kecilnya
tingkat perubahan tersebut diukur dengan angkaangka yang disebut
koefisien elastisitas penawaran dengan lambang ES (Elasticity
Supply).Macam-macam Elastisitas Penawaran :
Seperti dalam permintaan, elastisitas penawaran dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu1. In Elastis Sempurna (E = 0)
Penawaran in elastis sempurna terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah penawaran.
2. In Elastis (E < e =" 1)"> 1)
Penawaran elastis terjadi jika perubahan harga diikuti dengan jumlah penawaran yang lebih besar.
5. Elastis Sempurna (E = ~)
Penawaran elastis sempurna terjadi jika
perubahan penawaran tidak dipengaruhi sama sekali oleh perubahan harga,
sehingga kurva penawaran akan sejajar dengan sumbu Q atau X pada
umumnya.
Rumus untuk mernghitung besarnya elastisitas :Es = ((Q2 – Q1) / ½ (Q2+Q1)) / ((P2 – P1) / ½ (P2 + P1))
Es = (∆Q / ½ (Q1+Q2)) / (∆P / ½ (P1+P2))
3. Elastisitas silang (Ec)Untuk mengukur
besarnya kepekaan permintaan suatu barang jika harga barang lain yang
berubah, yaitu harga barang yang ada kaitanya dengan barang tersebut
yang berupa barang komplementer dan dapat berupa barang subtitusi.
Rumus untuk mernghitung besarnya elastisitas :Ec=(( QX2 – QX1 ) / ½ (QX1 + QX2)) / ((PY2 - PY1) / ½ (PY1 + PY2))
Ec= (∆ QX / ½ (QX1 + QX2)) / (∆ PY / ½ (PY1 + PY2))
4. Elastisitas pendapatan (Ey)
Untuk mengukur perubahan jumlah barang
yang diminta akibat dari adanya perubahan pendapatan dalam rumus
dituliskan sebagai berikut:
Ey= ((Q2 – Q1) / ½ (Q1 + Q2)) / ((I2 - I1)/ ½ (I1+ I2))Ey= (∆ Q / ½ (Q1 + Q2)) / (∆ I / ½ (I1 +I2))
Sumber :
http://definisipengertian.com/2011/pengertian-konsumen/
http://www.marketbisnis.com/forum/showthread.php?2880-Konsep-elastisitas
http://iwakbakar.wordpress.com/2012/03/29/pendekatan-perilaku-konsumen/
0 komentar:
Posting Komentar