Tingkat
produksi optimal atau Economic Production Quantity (EPQ) adalah
sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total
biaya persediaan. Metode EPQ dapat dicapai apabila besarnya biaya
persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost) yang
dikeluarkan jumlahnya minimun. Artinya, tingkat produksi optimal akan
memberikan total biaya persediaan atau total inventori cost (TIC)
minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1.Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2.Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3.Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
2.Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3.Selama berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan selama pemenuhan.
Penentuan Volume Produksi yang Optimal dengan Metode
Economic Production Quantity (EPQ): Persediaan produk dalam suatu perusahaan berkaitan dengan volume produksi dan besarnya permintaan pasar. Perusahaan harus mempunyai kebijakan untuk menentukan volume produksi dengan disesuaikan besarnya permintaan pasar agar jumlah persediaan pada tingkat biaya minimal.
Economic Production Quantity (EPQ): Persediaan produk dalam suatu perusahaan berkaitan dengan volume produksi dan besarnya permintaan pasar. Perusahaan harus mempunyai kebijakan untuk menentukan volume produksi dengan disesuaikan besarnya permintaan pasar agar jumlah persediaan pada tingkat biaya minimal.
Menurut . Metode EPQ dimaksudkan
untuk menentukan besarnya volume produksi yang optimal, dalam artian
cukup untuk memenuhi kebutuhan dengan biaya yang serendah-rendahnya.
Penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variabel saja.
Biaya variabel dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan
sebagai berikut:
a.Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
b.Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
ketika biaya persiapan produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan sebelum produksi berlangsung. Biaya ini timbul karena perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang akan digunakan. Biaya ini terdiri dari : (1) biaya mesin-mesin menganggur, (2) biaya persiapan tenaga kerja langsung, (3) biaya scheduling, (4) biaya ekspedisi dan sebagainya.
a.Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
b.Biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).
ketika biaya persiapan produksi merupakan biaya yang harus dikeluarkan sebelum produksi berlangsung. Biaya ini timbul karena perusahaan memproduksi sendiri bahan baku yang akan digunakan. Biaya ini terdiri dari : (1) biaya mesin-mesin menganggur, (2) biaya persiapan tenaga kerja langsung, (3) biaya scheduling, (4) biaya ekspedisi dan sebagainya.
Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
A.Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
B.Biaya modal (opportunity cost of capital)
C.Biaya keusangan
D.Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan
E.Biaya asuransi persediaan
F.Biaya pajak persediaan
G.Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan
H.Biaya penanganan persediaan, dan sebagainya.
Kedua
jenis biaya tersebut mempunyai hubungan dengan tingkat persediaan.
Biaya persiapan produksi berbanding terbalik dengan tingkat persediaan.
Biaya penyimpanan berbanding lurus dengan tingkat persediaan. Semakin
banyak biaya yang dikeluarkan untuk persiapan produksi, tingkat
persediaan semakin kecil dan sebaliknya. Bila biaya penyimpanan semakin
besar, tingkat persediaan semakin besar atau sebaliknya.
Least Cost Combination
Least Cost Combination adalah
menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah apabila
jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan. ISoquant atau
Isoproduct Curve adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara berbagai
kemungkinan kombinasi 2 input variable dengan tingkat putput tertentu.
Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan
produk tertentu selama nilai input yang digantikan atau disubstitusi
masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang
mensubstitusi. Jadi, selama DX2.P2 > DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh
DX1 masih menguntungkan.
Penggunaan kombinasi factor produksi
dengan menggunakan biaya yang paling murah. Syarat LCC: MRTS (marginal
rate of technical substitution), bila menambah salah satu input maka
mengurangi penggunaan input.
Dalam rangka untuk menentukan kombinasi
terbaik dari modal dan tenaga kerja untuk menghasilkan output itu, kita
harus mengetahui jumlah dana tersedia untuk produsen untuk dibelanjakan
pada masukan dan juga harga masukan. Anggaplah bahwa produsen telah
dipelepasannya. 10.000 untuk dua input, dan bahwa harga dari dua masukan
sebagai. 1000 per unit modal dan. 200 per unit tenaga kerja. Perusahaan
akan memiliki tiga kemungkinan alternatif sebelumnya.
1. Untuk menghabiskan uang hanya pada modal dan aman 10 unit itu.
2. Untuk menghabiskan jumlah tersebut hanya pada tenaga kerja dan mengamankan 50 unit tenaga kerja.
3. Untuk menghabiskan jumlah tersebut sebagian pada modal dan sebagian pada tenaga kerja.
Garis harga faktor juga dikenal sebagai
garis isocost karena mewakili berbagai kombinasi input yang dapat dibeli
untuk jumlah uang yang diberikan dialokasikan. Kemiringan garis harga
faktor menunjukkan rasio harga modal dan tenaga kerja yaitu. 1:5.
Dengan menggabungkan isoquant dan garis
harga faktor, seseorang dapat mengetahui kombinasi optimal faktor-faktor
yang akan memaksimalkan output.
0 komentar:
Posting Komentar